Ujicoba tersebut dilakukan pada Kelompok Tani (Poktan) Karya Makmur 2 Desa Ngadirojo, Kecamatan Ngadirojo yang diketuai oleh Bapak Tjiptardjo dengan luas lahan 12 Ha. Penanganan pascapanen yang dilakukan kelompok tani Karya Makmur 2 tergolong masih menggunakan komponen teknologi yang sederhana dan menggunakan varietas unggulan lokal yaitu varietas Vandemir. Ujicoba tahapan penanganan pascapanen yang dilakukan ialah pemanenan, pengupasan, pengeringan dan penyimpanan gaplek/chip.
Pelaksanaan ujicoba penanganan pascapanen pada tahapan panen dilakukan secara manual menggunakan tangan untuk mencabut batang ubi kayu tersebut, dikarenakan karena kebiasaan para petani melakukan tahapan panen seperti itu sehingga masih terdapat umbi yang tertinggal dilahan. Pada tahap panen ini disebut susut hasil tercecer. Data rata-rata susut tercecer hasil dilapang pada tahap panen yang diambil dari 3 responden dengan 6 ulangan ialah sebesar 1,63%. Tahap pengupasan dilakukan dengan 2 cara yaitu kupas bersih dan asalan dengan menggunakan jumlah responden dan ulangan yang sama seperti pada tahap panen, maka data rata-rata susut hasil tercecer tahap pengupasan sebesar 1,72 %.
Tahapan selanjutnya ialah tahapan pengeringan, dimana pada tahapan ini kebiasaan para petani ialah memanfaatkan sinar matahari untuk menjemur hasil umbi yang telah dirajang. Data rata-rata susut hasil tercecer tahap pengeringan sebesar 1,71%. Tahapan penanganan pascapanen ubikayu ialah tahap penyimpanan gaplek/chip, dimana penyimpanan gaplek/chip memakan waktu > 1 bulan, sehingga belum didapat data berapa besar susut hasil dari tahapan tersebut.
Dari hasil pengamatan, pengukuran dan penghitungan disarankan sebaiknya pada saat pelaksanaan panen jangan dilakukan terburu-buru serta memeriksa kembali hasil panen, apakah ada umbi yang tersisa atau tertinggal. Pada tahap pengupasan dan tahap pengeringan disarankan menggunakan sarana pascapanen mekanis.
Dengan mengetahui tingkat susut (losses) ubi kayu di Kabupaten Wonogiri ini, diharapkan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan dapat memperbaiki mutu hasil panen dan pascapanen komoditas ubi kayu di seluruh sentra produksi tanaman pangan sehingga pengamanan produksi ubi kayu dapat tercapai.
0 komentar:
Posting Komentar