Tanaman Hias

Kita tahu tanaman hias adalah sebagai penghijau dirumah kita dan mempercantik interior bahkan eksterior rumah kita. Tapi tahukah anda, ada jenis tanaman tertentu yang berguna sebagai pembersih udara dalam hal ini sebagai peresap bahan polutan yang dapat membahayakan kesehatan anda.

Tanaman Sayuran dan Buah-buahan

Menanam sayuran organik dan tanaman herbal di pekarangan rumah tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan sayuran segar dan sehat untuk keluarga sendiri.

Tanaman Organik

Tanaman organik dengan Bibit agen pupuk organik

Tanaman Industri

Jati Ungggul Situbondo salah satu contoh tanaman Industri

Tanaman Rempah

Daun Seledri ini salah satu tanaman rempah-rempah yang sangat digemari pengembangbiakanya oleh masyarakat pandaisikek, Pada awalnya seledri ini cuma di tanam dilahan yang cukup banyak air atau lahan gambut.

Selasa

Cara Menyiapkan Bibit Pepaya yang Baik


Tanaman pepaya biasa diperbanyak dengan biji, maka sebaiknya pilih benih pepaya dengan syarat berikut:

1. Diambil dari buah yang masak penuh di pohon
2. Dari tanaman induk yang bebas dari hama dan penyakit

Biji diambil dari buahnya dengan cara memotong buah dengan pisau. Yang dipakai sebagai benih adalah biji-biji yang terdapat di ujung buah. Biji-biji yang terdapat pada pangkal buah dekat tangkai buah biasanya daya kecambahnya lebih rendah dibanding yang di ujung buah. Ini yang berpengaruh terhadap perkecambahan biji pepaya.

 Untuk mendapatkan bibit yang baik dan pertumbuhan tanaman yang baik, sebaiknya dilakukan pembibitan dahulu baru dipindah tanam di lapangan.

Air yang berlebihan di dalam kantong plastik justru dapat menghambat pertumbuhan bibit pepaya. Kemudian biji pepaya ditanam pada kantong plastik, 1 kantong plastik ditanami 1 biji.

Selama di pembibitan bibit pepaya harus selalu mendapat air yang cukup. Pada umur 1 bulan bibit pepaya diberi pupuk. Bibit yang sudah siap tanam diambil dari kantong plastik dengan cara merobek kantong plastik.

Minggu

RI Punya Lahan Luas, Tapi Impor Sayur dan Buah dari China

Jakarta - Sudah bukan rahasia umun lagi Indonesia masih tergantung terhadap barang-barang impor, termasuk pangan. Bahkan, buah-buahan seperti apel dan jeruk sampai kedelai yang sebenarnya bisa diproduksi di dalam negeri, tapi masih diimpor. China menjadi negara yang gencar mengimpor produk-produknya ke Indonesia. Kok bisa?

Pengamat dan ahli pangan Indonesia Bustanul Arifin mengungkapkan, Indonesia sebagai negara tropis seharusnya bisa menghasilkan buah-buahan dan sayur-sayuran sendiri tanpa mengandalkan barang impor. Namun, tidak bisa terelakkan lahan yang dimiliki China jauh lebih luas dari Indonesia.

Dia menyebutkan, Indonesia memiliki total luas lahan sebesar 191 juta hektar, diantaranya 100 juta hektar masih hutan, 8 juta hektar lahan kelapa sawit, 8 juta hektar sawah, dan sisanya lahan semak belukar. "Nah, lahan-lahan itu diantaranya bisa dimanfaatkan untuk menanam hortikultura. Jika serius bisa diatasi sehingga bisa mengurangi impor," kata Bustanul kepada detikFinance, di Jakarta, Sabtu (9/3/13).

Menurut dia, lahan yang dimiliki China bisa dianalogikan seperti dari Sabang sampai Merauke tanpa putus. Sehingga tak heran, jika China lebih mampu dalam memproduksi tanaman hortikultura dibanding Indonesia.

"Lahan di China jauh lebih luas dari Indonesia, bahkan lebih luas dari Amerika Serikat. Diibaratkan lahan China itu dari Sabang sampai Merauke Indonesia," katanya.

Untuk itu, Bustanul menambahkan, Indonesia perlu memanfaatkan lahan yang ada saat ini. Dia mencontohkan, ada sekitar 60 juta hektar lahan di Merauke yang bisa ditanami untuk produk hortikultura seperti bawang putih. Hanya saja, kebanyakan petani masih enggan untuk menanamnya.

"Lahan Merauke masih banyak. Untuk di lahan datar bisa ditanami tebu. Ke bawahnya lagi bisa ditanami produk hortikultura. Lahan di Merauke kira-kira ada 60 juta hektar. Kebanyakan petani tidak telaten menanam bawang putih karena hasilnya kalah bersaing dengan tanaman hortikultura lainnya," terangnya.

 sumber : detik.com

Sabtu

Kalau Punya Kemauan, RI Harusnya Tak Perlu Impor Gandum dan Bawang Putih

Jakarta - Sampai saat ini, Indonesia masih bergantung kepada pangan impor. Termasuk gandum ataupun bawang putih yang saat ini harganya tinggi dan masih bergantung pada impor.

Pengamat dan ahli pangan Indonesia Bustanul Arifin mengatakan, tahun lalu Indonesia mengimpor gandum 7 juta ton. Angka tersebut bisa terus meningkat jika Indonesia tidak segera melakukan terobosan baru untuk menghasilkan gandum sendiri.

Bustanul menyatakan, sebenarnya ada beberapa wilayah di Indonesia yang cocok ditanami gandum, hanya saja butuh kesungguhan dalam menanamnya dan ada dukungan pemerintah. Wilayah-wilayah itu meliputi Padang, Cirebon, Solo, dan Malang.

Institut Teknologi Bandung (ITB) pernah melakukan studi di Cirebon, Padang, Solo, dan Malang yang bisa ditanami gandum.

"Sama halnya bawang putih, gandum sebenarnya bisa cocok ditanam di Indonesia, tapi harus manipulasi seperti menggunakan gas rumah kaca jadi mengontrol suhu, air, dan udara tapi investasinya cukup tinggi. bisa kok kalau mau usaha," kata Bustanul saat dihubungi detikFinance, di Jakarta, Sabtu (9/3/13).

Dia mengatakan, secara kultur memang tidak banyak petani yang mau menanam gandum karena tidak mau ambil risiko. Menanam produk hortikultura lain yang lebih menguntungkan menjadi salah satu alasannya. Seperti halnya anggur, Indonesia bisa memproduksinya sendiri, namun secara kuantitas tidak mampu memenuhi kebutuhan permintaan konsumen. "Kalau anggur dan kiwi memang agak susah, tapi kalau bawang putih atau gandum bisa kalau diusahakan," ujarnya.

Dia menyebutkan, Indonesia memiliki total lahan seluas 191 juta hektar, di antaranya 100 juta hektar masih hutan, 8 juta hektar lahan kelapa sawit, 8 juta hektar sawah, dan sisanya lahan semak belukar. "Nah, lahan-lahan itu diantaranya bisa dimanfaatkan untuk menanam hortikultura. Jika serius bisa diatasi sehingga bisa mengurangi impor," cetusnya.

Terkait hal itu, Busatanul menambahkan, perlu campur tangan pemerintah dalam meningkatkan produksi produk-produk hortikultura agar tidak selalu bergantung pada impor. Campur tangan tersebut, kata dia, bisa dilakukan dengan mengikutsertakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengelola penananman produk-produk hortikultura seperti ganduum. "Peran BUMN perlu karena kan negara bisa ikut andil untuk pembiayaan," kata dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang 2012 Indonesia mengimpor 415.000 ton bawang putih dari beberapa negara dengan nilai US$ 242,3 juta atau senilai Rp 2,3 triliun bawang putih.

Mayoritas bawang putih impor datang dari China yaitu sebanyak 410.100 ton dengan nilai US$ 239,4 juta atau Rp 2,27 triliun untuk periode Januari hingga Desember 2012.

Tercatat kegiatan impor bawang putih dari China ini berjalan sepanjang tahun, sementara ada beberapa negara lain yang memasukkan bawang putih ke dalam negeri seperti India, Malaysia, Pakistan, dan Thailand, tetapi impornya tidak terjadi setiap bulan dan tak signifikan.

Impor bawang putih dari India, total sepanjang tahun 2012 sebanyak 3.424 ton dengan nilai US$ 1,7 juta, impor dari Malaysia sebanyak 1.124 ton dengan nilai US$ 1,1 juta, bawang putih dari Pakistan sebanyak 203 ton dengan nilai US$ 81,2 ribu, dan Thailand sebesar 58 ton dengan nilai US$ 37 ribu.

sumber : detik.com

Zaman Pak Harto RI Produksi 2 Juta Ton Kedelai, Sekarang Cuma 800 Ribu Ton

Zaman Pak Harto RI Produksi 2 Juta Ton Kedelai, Sekarang Cuma 800 Ribu Ton
Jakarta - Masih ingat kisruh soal harga kedelai mahal yang membuat para perajin tempe dan tahu menjerit? Produksi kedelai di Indonesia turun sementara kebutuhan meningkat, sehingga terpaksa harus bergantung pada impor.

Pengamat dan Ahli Pangan Bustanul Arifin mengatakan, produksi kedelai Indonesia saat ini turun drastis, sehingga ketergantungan mengimpor bahan baku tempe dan tahu ini makin tinggi.

Berbeda dengan zaman Presiden Soeharto yang saat itu bisa memproduksi kedelai di atas rata-rata hingga 2juta ton per tahun, sekarang Indonesia hanya mampu memproduksi 800 ribu ton kedelai per tahun.

Menurut dia, semasa pemerintahan Soeharto dulu, pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bernama PT Patra Tani yang merupakan anak usaha dari Pertamina, ikut andil dalam peningkatan produksi tanaman kedelai. Sehingga produksi kedelai terus melimpah tanpa perlu bergantung pada impor.

Melalui campur tangan pemerintah itulah kendala biaya yang tinggi untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai bisa ditanggung oleh pemerintah, tanpa harus merugikan petani.

Bustanul mencontohkan, pada 1984 di daerah Prabu Mulih, Sumatera Selatan dekat dengan Palembang, terdapat lahan kedelai yang sangat luas. Lahan itu bisa menghasilkan kedelai hingga di atas rata-rata produksi kedelai nasional, kira-kira sekitar 1,6 juta hingga 2 juta ton per hektar.

"Kalau zaman Pak Harto ada penyuluhnya dari PNS dan dibayar oleh negara. Selama ini kan petani tidak mau nanam karena merasa tidak untung. Waktu itu kita mampu, masa sekarang kita enggak bisa," tegasnya kepada detikFinance, Sabtu (9/3/2013).

Untuk itu, Bustanul mengatakan, perlu adanya campur tangan BUMN untuk membantu meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.

"Perlu pengembangan kawasan hortikultura seperti pada zaman Soeharto. Perlu dikelola BUMN dan diberikan penyuluhan dan dikelola menggunakan uang negara," cetusnya.

sumber : http://finance.detik.com

Pemerintah Siap Membina Petani Salak Untuk Tingkatkan Kualitas Ekspor

Magelang – Pemerintah akan memberikan pembinaan khusus kepada para petani salak di wilayah Srumbung agar produk salak yang sudah menembus ekspor memiliki kualitas yang terjaga. Demikian dikatakan Menteri Pertanian, Dr. Ir. Suswono, MMA saat mengunjungi sejumlah kelompok tani salak Lumut di Dusun Kemukus, Sudimoro, Srumbung Rabu (6/3/2013)

Menurut Menteri Pertanian, Dr. Ir. Suswono, MMA produk salak lumut yang sudah menembus pasar China harus terus dijaga kualitasnya. Sebab, banyak negara tujuan ekspor yang memiliki standar tinggi, sehingga petani salak harus mau terus meningkatkan kualitas produknya. Hal ini seperti yang terjadi pada produk manggis asal Indonesia yang baru mampu menembus pasar Australia setelah 6 tahun mengajukan ekspor. “Buah salak merupakan khas tanaman tropis, termasuk buah – buahan eksotik. Jadi jangan sampai ada potensi besar, tapi tidak dimanfaatkan,” jelasnya.

Ada dua jenis pembinaan utama yang akan dilakukan oleh pemerintah kepada para petani salak lumut di desa Srumbung yaitu pembinaan pasca panen dan pengemasan. “Kita akan bina agar petani mampu memenuhi standar ekspor karena beberapa negara sudah mulai menerima buah salak dari Indonesia. Kita permudah dengan mengeluarkan setifikasi, termasuk kita akan memenuhi standardnya bagaimana, agar negara pengimpor tidak rugi,” katanya

Dikatakan Mentan, dengan perawatan salak secara kontinyu akan meningkatkan kualitas sehingga harganya bisa lebih bersaing dan dapat memenuhi standar ekpor.

Sumber: Biro Umum dan Humas - http://www.deptan.go.id/news/detail.php?id=1093

JERUK NIPIS SEBAGAI TANAMAN OBAT TRADISIONAL

Banyak manfaat yang bisa diambil dari jeruk nipis. Salah satunya adalah membuat kulit menjadi putih dan halus. Manfaat ini tentu menjadi berita gembira bagi kaum hawa yang mendambakan kulit putih dan halus. Bagaimana memanfaatkannya, apa khasiat lain dari jeruk nipis?
Jeruk nipis atau yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Citrus Aurantium, memiliki manfaat yang paling banyak. Jeruk nipis merupakan bahan dasar ramuan obat  tradisional di Indonesia. Hampir semuanya mencantumkan nama jeruk nipis sebagai bahan dasar, baik buah dan daunnya.

Secara umum, buah jeruk kaya akan vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan tubuh. Dalam kandungan 100 g jeruk nipis, terdapat kalori 51 kal, protein 0,9 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 11,4 g, mineral 0,5 g, kalsium 33 mg, fosfor 23 mg, besi 0,4 mg dan asam askorbat 49 mg.
Rasa jeruk nipis yang masam bisa membantu membersihkan nikotin yang terdapat pada gigi dan mulut orang yang suka merokok. Di Indonesia jeruk nipis sering dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai macam penyakit seperti disentri, sembelit, ambeien, haid tak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing atau vertigo, suara serak, batuk, bau badan, menambah nafsu makan, mencegah rambut rontok, ketombe, flu, demam, terlalu gemuk, amandel, penyakit anyang-anyangan (kencing terasa sakit), mimisan, radang hidung dan ambeien

Akar Jeruk Nipis untuk mengobati Ambeien ( Wasir/Hemoroid).
Selain buah dan daunnya, akar jeruk nipis dapat dimanfaatkan sebagai obat alternatif untuk mengobati penyakit ambeien (wasir), caranya ambil ½ genggam akar jeruk nipis lalu cuci hingga bersih, kemudian revus kedalam 6 gelas air dengan api kecil hingga tersisa 3 gelas.   Setelah dingin, airnya diminum 3 kali sehari masing-masing 1 gelas.

sumber : okezone.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Mita Bibit